Sebuah argumentasi Keperawatan di Indonesia..

Saya baru dapat artikel nih, lumayan udah lama.. tapi mungkin bisa jadi bacaan yang lumayan bagus.
Silahkan simak... :)

Oleh: Wastu Adi Mulyono

Perkembangan pendidikan keperawatan di Indonesia sudah semakin cepat saja. Hampir di setiap kabupaten sekarang ada sekolah perawat baik itu setingkat diploma 3 tahun atau setara Strata 1 atau Sarjana. Hampir semua program Sarjana menyelenggarakan pendidikan profesi Ners. Perkembangan ini jelas seperti pernah saya katakan pada teman-teman sewaktu saya masih kuliah di akper bahwa keperawatan akan terus berkembang.

Masih teringat waktu itu ucapan salah seorang perawat senior di salah satu ruangan ketika saya praktik klinik, "Buat apa sekolah akper Dik, pekerjaannya sama saja seperti SPK..." atau yang lainya yang sering memojokkan atau mungkin menyemangati, "Wah mahasiswa akper tidak dapat diandalkan, lihat tuh anak-anak SPK sangat terampil..."

Tetapi waktu terus berjalan, pendidikan SPK lambat laun termakan zaman, bahkan barangkali sekarang sudah punah. Jadilah rame-rame para perawat yang berijazah SPK mengikuti studi lanjut ke tingkat D3. Dan terjadilah Booming pendidikan D3 Keperawatan hampir di seluruh Indonesia kalau tidak salah sekitar tahun 95-an. Pada waktu itu saya bekerja di salah satu akper di Medan. Akper pun menjamur di mana-mana.

Sekitar tahun 1984 sebenarnya pendidikan keperawan setingkat S-1 sudah berdiri. Tepatnya di fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Beberapa tahun kemudian alumninya pun menjadi barang mahal. Hampir 100 % lulusan pasti terserap.

Tahun 1997 saya melanjutkan ke PSIK UI. Lagi-lagi saya mendengar kata-kata serupa ketika saya masih di Akper yang kurang lebih isinya seperti ini, "Buat apa Dik sekolah S-1, Akper saja sudah cukup..." Ini masih belum seberapa, seorang senior saya yang alumni PSIK bahkan dianggap tidak "mumpuni", sampai-sampai beliau hanya ditugasi sebagai tukang panggil pasien di poliklinik rawat jalan di suatu rumah sakit di Jakarta. Wow!!

Waktu terus bergulir, tahun 1999 saya menyandang gelar S.Kp., gelar yang sangat ampuh waktu itu. Saya masih sempat merasakan kejayaan sebagai alumni S-1 Keperawatan kurang lebih 5 tahun. Tetapi waktu terus bergulir, lambat laun gelar SKp. sudah tidak ampuh lagi. Sudah muncul lagi gelar ampuh lain saat ini yaitu Master Keperawatan. Tapi Jangan senang dulu, masih ada lagi gelar Doktor bahkan Professor.

Uraian panjang lebar tersebut sebenarnya adalah pengantar. Jika saya boleh meramalkan 10 tahun lagi akan ada revolusi di bidang Keperawatan. Mengapa saya katakan revolusi yang artinya perubahan secara cepat? Karena pada dasarnya Profesi Keperawatan sekarang sedang dianaktirikan. Pendidikan Jenderal penghargaan kopral. Perawat banyak dirugikan dalam tatanan pekerjaan maupun kebijakan pemerintah.

Lihat saja dunia Politik Indonesia, Megawati dizalimi bisa jadi presiden, SBY dizalimi juga bisa jadi presiden. Kita tunggu waktu saja. Perawat dizalimi apa yang kemudian terjadi? Ayo Ners buatlah revolusi, jangan cuma sibuk mendirikan pendidikan tinggi atau berebut jabatan tinggi.

Hal terpenting dari tulisan ini adalah, jangan sampai kita terbuai dengan status quo kenyamanan sekarang. Kalau boleh saya pinjam istilah orang bijak, "Tidak ada yang abadi di dunia ini, yang abadi adalah Perubahan itu sendiri."

Kita lihat saja dunia, Ners Indonesia mau berubah.


Lalu, bagaimana dengan argumentasi kalian?
Setuju dengan yang di atas?


C'mon,, wake up nurse !


:)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar